Satuan tugas (Satgas) Pangan Polri meyakini bahan pangan dalam menjelang hari raya natal dan tahun baru (nataru) sudah dalam batas cukup. Maka dari itu, naiknya harga pangan dapat ditekan hingga masa raya ini menurun.
Kasatgas Pangan Polri, Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan, kenaikan harga bukan disebabkan oleh stok barang yang sedikit. Kendati demikian, jumlah permintaan yang terlampau besar dari masyarakat menjadi faktor lonjakan harga.
“Satgas Pangan Polri dalam memastikan ketersediaan pangan dan harga terkendali,” kata Whisnu dalam keteranganya, Senin (5/12).
Whisnu menyebut, lonjakan tersebut bukan hal asing dalam hukum ekonomi bahkan sudah sangat lumrah. Teori lama, wacana permintaan dan penyediaan barang menjadi modal bagi pihaknya untuk menyiapkan langkah antisipasi.
"Kemudian, mendorong kementerian lembaga terkait untuk menyiapkan jalur alternatif distribusi pangan bilamana ada hambatan," ujar Whisnu.
Pihaknya juga mengerahkan fungsi pengawasan untuk mengontrol keberadaan setiap kebutuhan yang ada. Tujuannya, agar para pelaku usaha agar tidak melakukan penimbunan bahan pangan jelang akhir tahun nanti.
"Yang terpenting pasokan pangan aman sehingga HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan Tahun Baru 2023 dapat berjalan dengan lancar," ucapnya.
Whisnu menyampaikan, Berdasarkan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Satgas Pangan Polri telah menerima arahan. Peringatan itu adalah perpanjangan pesan dari Presiden Joko Widodo untuk menekan inflasi khususnya kenaikan harga pangan.
Maka dari itu, Satgas Pangan Polri merancang tiga hal dalam membantu pemerintah daerah dalam pengendalian harga pangan. Pertama seperti ngikuti Rakor TPIP yang dilakukan secara rutin oleh Kemendagri dalam upaya pengendalian inflasi daerah.
Kedua, memastikan ketersediaan pasokan aman dan jalur distribusi tidak terhambat, sehingga harga pangan akan terkendali. Terakhir, mendorong peningkatan KAD (Kerjasama Antar Daerah) guna memastikan adanya efektifitas dan efisiensi dalam distribusi pangan dari daerah sentra produksi ke daerah pemasarn bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring di lapangan, guna memastikan pasokan pangan pada Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Ada juga dorongan bagi setiap kementerian dan lembaga terkait untuk menyiapkan jalur alternatif distribusi pangan bilamana ada hambatan.
Pihaknya juga mengimbau para pelaku usaha untuk tidak berspekulasi, melakukan penimbunan atau menahan stok, sengaja mengurangi diatribusi dan menaikan harga. Selain itu, melakukan penindakan terhadap upaya-upaya spekulan yang menyebabkan terganggunya pasokan, distribusi dan stabilitas harga.
“Yang terpenting pasokan pangan aman sehingga HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan Tahun Barun 2023 dapat berjalan dengan lancar,” tuturnya.